Multiple Intelegences

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu.  Melalui  pendidikan,  potensi  yang  dimiliki  oleh  individu  akan  diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah  memfasilitasi  anak  didik  sebagai  individu  untuk  dapat  mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Program pendidikan dan pembelajaran seperti yang berlangsung saat ini oleh karenanya harus lebih diarahkan atau lebih berorientasi kepada individu peserta didik.

Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan  siswa.  Hal  ini  disebabkan  karena  kurangnya  pemahaman  pendidik tentang karakteristik individu. Muncul keluhan dari pendidik atau guru bahwa mereka merasa bahwa menjelaskan sejelas jelasnya tetapi ada saja anak didik yang tidak dapat memahami   pelajaran   dengan   baik.   Setiap   kali   orang  belajar  pasti   melibatkan pikirannya dan di dalam  pikiran tersebut ada kecerdasan. Salah satu temuan yang sangat bermanfaat adalah bahwa setiap individu memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan  tetapi  lebih  yaitu  disebut  juga  multiple  intelligences  atau  kecerdasan ganda. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahasnya di dalam makalah ini yaitu tentang “kecerdasan ganda (multiple intelligences)”.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian multiple intellegences?
  2. Apa saja karakeristik multiple integences?
  3. Apa saja faktor yang mempengaruhi multiple integences?
  4. Bagaimana cara meningkatkan multiple integences?
  5. Bagaimana pengaruh multiple intelegences terhadap keberhasilan peserta didik?

C. Tujuan

  1. Untuk mengetahui pengertian multiple intellegences.
  2. Untuk mengetahui karakeristik multiple integences.
  3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi multiple integences.
  4. Untuk mengetahui cara meningkatkan multiple integences.
  5. Untuk mengetahui pengaruh multiple intelegences terhadap keberhasilan peserta didik.

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Kecerdasan (Inteligensi) secara umum dipahami pada dua tingkat yaitu kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk  pengetahuan dan kesadaran. Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun bertambah. Jadi mudah dipahami  bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan efisien. Istilah multipel intelegensi atau multiple intelligences sering juga disebut kecerdasan majemuk, atau kecerdasan ganda. Multiple intelegensi adalah kemampuan untuk memecahakan masalah atau menciptakan suatu produk yang efektif atau bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu. Artinya, setiap orang jika dihadapkan pada satu masalah, ia memiliki sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda sesuai dengan konteksnya. Sama seperti Ornstein, Gardner menyebutkan bahwa intelegensi seseorang terdiri dari intelegensi bahasa atau linguistic, logis matematis, visual spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, musical, dan naturalis (Purwanto: 1990).

B. Karakteristik Multiple Intelegences

Ada delapan karakteristik intelegensi/kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner, yaitu intelegensi berbahasa/linguistik, intelegensi logis-matematis, intelegensi visual-spasial, intelegensi kinestetis, intelegensi musikal, intelegensi naturalis, dan intelegensi interpersonal, serta intelegensi intrapersonal.

  1. Intelegensi Berbahasa (Linguistik)

Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berpikir dengan kata-kata, seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tertulis. Anak dengan intelegensi/kecerdasan ini memiliki kepekaan terhadap makna dan susunan kata-kata dan mereka sering menggunakan perbendaharaan kata yang luas. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi berbahasa.

  • Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendongeng.
  • Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing.
  • Pandai merighubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tertulis. Pandai menafsirkan kata-kata atau paragraf baik secara lisan maupun tertulis. Senang mendengarkan musik dan sebagainya dengan baik.
  • Pandai mengingat dan menghafal.
  • Mudah mengungkapkan perasaan baik lisan maupun tulisan

2. Intelegensi Logis-Matematis

Intelegensi Logis-Matematis adalah kemampuan berpikir dalam penalaran atau menghitung, sepertikemampuan menelaah masalah secara logis, ilmiah dan matematis. Intelegensi/kecenderungan ini membuat anak memiliki kemampuan mengenali pola-pola suatu kejadian dan susunannya, mereka senang bekerja dengan angka, ingin mengetahui sejauh mana cara kerja suatu benda. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi logis-matematis. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki.

  • Senang dan pandai berhitung dan bermain angka.
  • Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario.
  • Mampu berpikir logis, baik induktif maupun deduktif.
  • Senang berpikir abstraksi dan simbolis.
  • mengoleksi benda-benda dan mencatat koleksinya.

3. Intelegensi Visual Spasial

Intelegensi visual spasial, yaitu kemampuan berpikir dalam citra dan gambar. Seperti kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu objek. Anak dengan Intelegensi/kecerdasan ini memiliki kemampuan memahami alam secara akurat dan menciptakan ulang aspek-aspek alam seperti menggambar pemandangan. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi visual spasial.

  • Imajinasinya aktif.
  • Pandai memvisualisasikan ide.
  • Peka terhadap citra, warna, dan sebagainya.
  • Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, tabel.
  • Mudah menemukan jalan dalam ruang.
  • Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut.
  • Senang membuat rumah-rumahan dari balok.
  • Mengenal relasi benda-benda dalam ruang.

4. Intelegensi Musikal

Intelegensi musikal adolah kemampuan berpikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi juga pada suara alam. Anak dengan Intelegensi ini memiliki kepekaan terhadap pola titik nada, melodi, dan ritme.. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam Intelegensi musikal.

  • Pandai mengubah atau mencipta musik.
  • Gemar mendengar dan atau memainkan alat musik.
  • Senang dan pandai bernyanyi, bersenandung.
  • Pandai menooperasikan musik serta menjag,i ritme.
  • Mudah menangkap musik.
  • Peka terhadap suara dan musik.
  • Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik.
  • Bergerak sesuai irama, seperti mengetukkan jari sesuai irama.

5. Intelegensi Kinestetik Tubuh

Intelegensi kinestetik tubuh, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan tubuh seperti kemampuan untuk mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan. Anak dengan intelegensi ini mampu menggunakan tubuh secara terampil dan menangani benda-benda dengan tangkas, umumnya mereka lebih mudah mengingat Sesuatu dengan melakukan gerakan daripada melihat atau mendengar.   Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi kinestetik.

  • Senang menari, akting.
  • Pandai dan aktif dalam olah raga tertentu.
  • Mudah berekspresi dengan tubuh.
  • Mampu memainkan mimik.
  • Cenderung menggunakan bahasa tubuh.
  • Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi.
  • Senang dan efektif berpikir sambil beijalan, berlari, dan berolah raga.
  • Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk.
  • Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama.
  • Senang kegiatan di luar rumah.
  1. Intelegensi Intrapersonal

lntelegensi intrapersonal adalah kemampuan berpikir untuk memahami diri sendiri, melakukan retleksi diri dan bermetakognisi. Intelegensi ini menjadikan anak memiliki kemampuan menggunakan kehidupan emosional untuk memahami dirinya sendiri dan orang lainnya. Anak dengan kecerdasan ini biasanya suka mencatat apapun yang dipikirkan dan dirasakan, mampu menentukan dan memutuskan sendiri langkah yang akan dipilih, menyadari kelebihan dan keterbatasannya, gemar menikmati rekreasi sendirian seperti menyendiri di kamar sambil mendencarkan musik. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi intrapersonal.

  • Mampu menilai diri sendiri/introspeksi diri, bermeditasi.
  • Mudah mencelola dan menguasai perasaannya.
  • Sering mengamati dan mendengarkan.
  • Bisa bekerja sendirian dengan baik.
  • Mampu mencanakan tujuan, menyusun cita-cita dan rencana hidup yang jelas.
  • Berjiwa independen/bebas.
  • Mudah berkonsentrasi.
  • Keseimbangan diri.
  • Senang mengekspresikan perasaan-perasaan yang berbeda.
  • Sadar akan realitas spiritual.

6. Intelegensi Interpersonal (Sosial)

Intelegensi interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak yang mudah memahami orang lain dan mementingkan relasi, memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Anak denban kecerdasan ini biasanya memiliki banyak teman, menyukai permainan yang memiliki banyak teman, cenderung jadi penengah di antara teman-temannya, menjadi pemain tim yang istimewa karena mampu bekerjasama dengan baik dengan kata lain terampil berhubungan dengan orang lain. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteleaensi interpersonal.

  • Mampu berorganisasi, menjadi pemimpin dalam suatu organisasi.
  • Mampu bersosialisasi, menjadi mediator, bermain dalam kelompok/klub, bekerja sama dalam tim.
  • Senang permainan berkelompok daripada individual.
  • Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain.
  • Senang berkomunikasi verbal dan non-verbal.
  • Peka terhadap teman.
  • Suka memberi feedback.
  • Mudah mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain.

7. Intelegensi Naturalis

Intelegensi Naturalis adalah kemampuan untuk memahami gejala alam. Anak dengan kecerdasan ini mampu mengenali dan mcngelompokkan sejumlah binatang atau tanaman, ini biasanya banyak berada di luar ruangan, suka mengumpulkan batu-batuan dan menangkap serangga, senang berhubungan dengan alam seperti merawat tanaman atau binatang. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi naturalis.

  • Senang terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang, berinteraksi dengan binatang, berburu.
  • Pandai melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman.
  • Senang kegiatan di alam terbuka.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Multiple Intelegensi

Intelegensi setiap individu cenderung berbeda-beda. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Intelegensi. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi antara lain sebagai berikut:

  1. Faktor Bawaan atau Keturunan

Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, cukup pintar dan sangat pintar, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama. Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQ nya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.

  1. Faktor Minat dan Pembawaan yang khas

Faktor minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Intelegensi bekerja dalam situasi yang berlain-lainan tingkat kesukarannya. Sulit tidaknya mengatasi persoalan ditentukan pula oleh  pembawaan.

  1. Faktor Pembentukan atau Lingkungan

Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara  pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya. Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang  bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat  penting.

  1. Faktor Kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal-soal matematika di kelas empat sekolah dasar, Karena soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umur. Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi cepat tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan berkembangnya intelegensi sedikit banyak sejalan dengan perkembangan  jasmani, umur dan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai (kematangannya).

  1. Faktor Kebebasan

Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya Kelima faktor di atas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya  berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja (Jasmine. 2007).

D. Cara Meningkatkan Multiple Intelegences

Gambaran umum dalam pembelajaran saat guru menjelaskan adalah ada anak yangsenang menerima pelajaran dan berbagai macam sifat siswa di dalam tingkat kecerdasannya. Menurut Thomas Amstrong, kita tidak dapat memberi label mereka sebagai “pebelajar verbal”, “pembelajar visual” atau “pembelajar kinestesis” atau seterusnya karena tujuan dari suatu kegiatan pembelajaran adalah untuk memperluas dan mengembangkan intelegensi/ kecerdasan anak didik. Tugas guru dan pendidik adalah bagaimana menciptakan suasana belajar yang dapat mengembangkan semua kecerdasan yang ada pada setiap individu anak didik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang mengembangkan semua kecerdasan yaitu sebagai berikut:

*Mengaktifkan seluruh indra anak didik.

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan seluruh indra anak didik yaitu sebagai berikut :

  1. Melatih cara mendengar yang efektif. Telinga bagi manusia adalah instrument yang luar biasa. Melalui telinga otak menerima bunyi dan membuat duplikat bunyi tersebut dan mengulang seluruh bunyi tersebut seperti suatu simponi. Selain itu, pendengaran juga merupakan salah satu unsur pokok dalam pembentukan imajinasi dan kreativitas.
  • Melatih mata untuk membaca cepat dan efektif. Mata merupakan bukti keajaiban mekanisme biologis. Melaui mata otak dapat menerima fakta – fakta yang menakjubkan yang dapat memberikan rangsangan yang lebih kaya, sehingga mata dapat melihat dengan jeli, analitis, dan akurat. Mata sangat erat dengan kemampuan membaca. Kecepatan membaca orang normal rata – rata 300 kata per menit dengan kemampuan mengingat 40 – 70 persen dari seluruh isi bacaan. Bagi seseorang yang terampil kecepatan membacanya dapat mencapai 600 kata per menit dengan kemampuan mengingat isi bacaan secara utuh.
  • Melatih keterampilan menulis atau membuat catatan yang cepat dan tepat. Hal ini karena pikiran hanya dapat mengingat kata-kata bukan kalimat.Kata-kata kunci merupakan kata-kata inti yang menghubungkan satu pengertian denganpengertian berikutnya dalam suatu bacaan.Begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh indera manusia sehingga harus dimanfaatkan seoptimal mungkin.

2. Melatih intelegensi/ kecerdasan yang berimbang.

Dengan teknik – teknik pembelajaran yang tradisional kita sebagai guru pasti sulit melatih kecerdasan berimbang. Yang dimaksud dengan “berimbang” bukanlah melatih semua kecerdasan secara bersamaan karena hal ini akan membuat pekerjaan yang sia – sia. Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk melatih kecerdasan yang berimbang adalah sebagai berikut:

  • Mengidentifikasi inteligensi anak didik. Caranya adalah sebelum memulai pelajaran guru dapat memberikan test atau angket kepada siswanya untuk menjajagi inteligensi mereka. Pertanyaan – pertanyaan itu dibaca dan diisi sendiri oleh siswa kemudian guru mengolahnya. Dengan cara ini, guru dapat melihat inteligensi mana yang paling menonjol pada siswa. Menyusun rencana pelajaran yang dapat mengembangkan beberapa kecerdasan, seperti: :

-Mengorganisasikan isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga menjadi menarik dan dapat merangsang indera semaksimal mungkin.

– Memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh inteligensi / kecerdasan.

– Merancang dan membuat tugas atau penilaian yang dapat menggali seluruh kecerdasan.

*Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh inteligensi atau kecerdasan anak didik. Kegiatan yang dilakukan guru melalui cara ini, diantaranya adalah:

  • Menerapkan rencana pelajaran yang telah dirancang untuk mengembangkan beberapa kecerdasan, atau
  • Menerapkan keterampilan dasar mengajar yang dapat mengembangkan inteligensi/ kecerdasan anak didik.

3. Melatih silang intelegensi/ kecerdasan yang bebeda.

Makna silang adalah setiap inteligensi/kecerdasan anak didik tidak dikembangkan secara bersamaan, tetapi dikembangkan satu persatu secara terpisah.Tujuannya adalah agar anak didik mengasah setiap bagian kecerdasannya selama waktu tertentu. Ini dapat dilakukan secara individu dan kelompok dan bisa juga di dalam atau di luar jam pelajaran. Melatih silang inteligensi atau kecerdasan dapa dilakukan dengan membangun stasiun-stasiun kecerdasan untuk setiap jenis kecerdasan yang berbeda.

Dalam meningkatkan kecerdasan ganda sejumlah cara atau metode dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan – kemampuan individu. Setiap metode digunakan untuk meningkatkan jenis kecerdasan yang spesifik yaitu:

  • Meningkatkan kecerdasan bahasa dapat dilakukan dengan cara mengadakan permainan merangkai kata, buatlah buku harian atau usahakan untuk menulis tentang apa saja yang ada dalam pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk bercerita secara teratur dengan keluarga atau sahabat.
  • Cara untuk meningkatkan kecerdasan spasial yaitu seringlah berlatih permainan gambar tiga dimensi, puzzle, kubus, dan teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang interior dan taman rumah, buatlah struktur benda dengan logo, atau bahan mainan tiga dimensi lainnya.
  • Meningkatkan kecerdasan matematis logis dapat dilakukan dengan cara berlatih menghitung soal-soal matematika sederhana di kepala ( berapa 21 X 40 dalam 5 detik), pelajari cara menggunakan sempoa, sering-seringlah mengisi teka-teki silang/asah otak lainnya.
  • Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan musik, bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk bersenandung, luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan gaya musik yang tidak dikenal akrab (western, jazz, country, world music ,dll).
  • Meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan carai bergabung dan berlatih berdsama dengan klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa, kumpulkanlah berbagai macam benda yang memiliki beragam tekstur dan bentuknya khas, cobalah kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup.
  • Cara atau metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal yaitu: belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan, kerabat, dan orang lain, serta tetaplah menjalin hubungan dengan mereka; luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat; bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah proyek yang berdasarkan pada kesamaan minat (seni kain perca, pemain bass, penulisan artikel tentang pantai).
  • Meningkatkan kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : pilihlah tokoh favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan imajinasi dalam memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu pemahaman yang dalam, lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-kurangnya sekali sehari, luangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau kembali secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang dialami.
  • Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain peliharalah hewan favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara-acara mengenai program flora dan fauna, cobalah untuk menahan dari untuk tidak merusak lingkungan, seperti mencorat-coret meja, menginjak rumput kantor, memetik bunga yang sedang tumbuh (Armstrong, 2002).

E. Pengaruh multiple intelegences terhadap keberhasilan peserta didik

Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapainya. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar biasanya berkolerasi searah dengan tingkat intelegensi. Artinya, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Bahkan menurut sebagian besar ahli, intelegensi merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal. Anak yang memiliki skor IQ dibawah 70 tidak mungkin dapat  belajar dan mencapai hasil belajar seperti anak-anak dengan skor IQ normal, apalagi dengan anak-anak jenius (Pidarta. 1997)

Kenyataan menunjukkan bahwa setiap anak memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut tampak memberikan warna di dalam kelas. Selama menerima pelajaran yang diberikan guru, disampaikan oleh guru dan ada pula anak yang lamban. Perbedaan individu dalam intelegensi ini perlu diketahui dan dipahami oleh guru, terutama dalam hubungannya dengan pengelompokkan siswa.

Selain itu, guru harus menyesuaikan tujuan pembelajarannya dengan kapasitas intelegensi siswa. Perbedaan intelegensi yang dimiliki oleh siswa bukan berarti membuat guru harus memandang rendah pada siswa yang kurang, tetapi guru harus mengupayakan agar  pembelajaran yang diberikan dapat membantu semua siswa, tentu saja dengan  perlakuan metode yang beragam. Selain itu, perbedaan tersebut juga tampak dari hasil belajar yang dicapai. Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa bergantung pada tinggi rendahnya intelegensi yang dimiliki. Meski demikian, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Seperti telah dikemukakan bahwa banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhinya. Yang terpenting dalam hal ini adalah guru harus bijaksana dalam menyingkapi perbedaan tersebut (Budianingsih. 2004).

 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Kecerdasan (Inteligensi) secara umum dipahami pada dua tingkat yaitu kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk  pengetahuan dan kesadaran. Ada delapan karakteristik intelegensi/kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner, yaitu intelegensi berbahasa/linguistik, intelegensi logis-matematis, intelegensi visual-spasial, intelegensi kinestetis, intelegensi musikal, intelegensi naturalis, dan intelegensi interpersonal, serta intelegensi intrapersonal.

Intelegensi setiap individu cenderung berbeda-beda. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi diantaranya, faktor bawaan atau keturunan, faktor minat dan pembawaan yang khas, faktor pembentukan atau lingkungan, faktor kematangan dan faktor kebebasan. Walaupun demikian, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Seperti telah dikemukakan bahwa banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhinya. Yang terpenting adalah guru harus bijaksana dalam menyikapi perbedaan tersebut.

 

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, T., 2002. Sekolah Para Juara : Menerapkan Multiple Intelegences di Dunia Pendidikan. Bandung : Kaifa

Budianingsih, Asri. 2004. Belajar Dan Pembelajaran.Yogyakarta: Rineka Cipta.

Jasmine, Julia. 2007. Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelligences.

Bandung:  Nuansa

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan.Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fandy’s. (2010). Teori Multiple Intelligence Howard Gardner. [Online]. Tersedia:http://fandi4tarakan.wordpress.com/2010/01/03/teori-multiple-intelligence/.. [16 November 2016]

 

 

 

Leave a comment