Menyimpan Dokumen Microsoft Word

Menyimpan file atau dokumen bertujuan agar dokumen yang sudah kita buat tidak hilang, selain itu kita juga bisa mengubah kembali dokumen apabila ada peubahan atau revisi pada dokumen tersebut.
Mungkin bagi setiap orang yang sudah paham dan sering berhadapan dengan komputer cara menyimpan dokumen dari Microsoft Word tidaklah sulit bisa dikatakan sangat mudah.
Akan tetapi ada juga orang yang tidak tau cara untuk menyimpan file atau dokumen tersebut, terutama bagi mereka yang baru belajar mungkin merasa kesulitan dan bingung bagaimana cara menyimpan dokumen Microsoft Word pada komputer/ laptop.Pada kesempatan kali ini kita akan belajar cara menyimpan file atau dokumen Microsoft Word.
Sebenarnya ada 2 cara untuk menyimpan dokumen Microsoft Word.
Berikut ini langkah-langkah yang harus anda lakukan :
Cara 1

1. Setelah anda selesai membuat dokumen di Microsoft Word, klik office button pada pojok kiri atas.

2. Setelah anda klik menu office button maka akan keluar tampilan seperti gambar berikut :

3. Klik/ pilih Save atau Save As

Perlu anda ketahui bahwa Save dan Save As itu fungsinya sama, yaitu sama-sama untuk menyimpan sebuah dokumen. Lalu perbedaan dari Save dan Save As itu apa?
Perbedaan dari Save dan Save As yaitu : save digunakan untuk menyimpan dokumen baru, sedangkan Save As digunakan untuk menyimpan dokumen lama dengan nama baru.
Setelah anda klik Save atau Save As maka akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini.

4. Pilih lokasi atau tempat untuk menyimpan dokumen sesuai dengan keinginan anda. Jangan lupa memberi nama pada dokumen anda kemudian pilih save.

Cara 2 
Cara ini adalah cara cepat atau cara pintas untuk menyimpan sebuah dokumen, dengan menggunakan tombol shortcut pada keyboard.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Setelah anda selesai membuat dokumen di Microsoft Word, tekan Ctrl + S pada keyboard secara bersamaan. Maka akan muncul tampilan seperti gambar dibawah.

2. Pilih lokasi atau tempat untuk menyimpan dokumen sesuai dengan keinginan anda. jangan lupa memberi nama pada dokumen anda semudian pilih save.

Sebenarnya cara 2 ini sama seperti cara yang 1, hanya saja lebih cepat.
Cara 1 membutuhkan 4 langkah untuk menyimpan dokumen, sedangkan cara 2 hanya 2 langkah untuk menyimpan dokumen.

Cara Menyimpan Dokumen Microsoft Word pada Flashdisk.
Selain menyimpan dokumen di komputer/ laptop, anda juga dapat menyimpan dokumen tersebut di Flashdisk.
Caranya sama dengan ketika kita akan menyimpan dokumen di komputer/ laptop, hanya saja kita pilih lokasi atau tempat untuk menyimpan dokumen tersebut di flahdisk.
Jangan lupa memberi nama pada dokumen anda kemudian pilih save. Seperti gambar dibawah ini.

Demikian Cara menyimpan file atau dokumen Microsoft Word, semoga apa yang sudah kita pelajari dapat bermanfaat untuk kita semua.

Cara membuka dokumen microsoft word

Cara Membuka Dokumen Microsoft Word
Ketika sudah membuat dokumen dan sudah kita simpan, kita akan membuka kembali dokumen tersebut entah itu karena ada yang harus di tambahkan atau di revisi.
Ada beberapa cara untuk membuka file atau dokumen Microsoft Word.
Berikut ini langkah-langkah yang harus anda lakukan :

Cara 1 
1. Buka Microsoft Word pada Dekstop atau Taskbar.
2. Kemudian klik Office Button yang terletak pada pojik atas sebelah kiri, lalu pilih open.

Bisa juga menggunakan shortcut pada ketboard dengan menekan Ctrl + O secara bersamaan, lalu cari lokasi dokumen yang akan anda buka.
“Contoh”
Saya menyimpan dokumen di Local Disk ( F ) yang telah diberi nama “keder net”.
Maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.

3. Pilih dokumen, kemudian klik Open.

Cara 2 
Cari lokasi file atau dokumen kita yang tersimpan di File Explorer.
“Contoh”
Kemaren saya membuat dokumen dan menyimpannya di Local Disk ( F ) yang telah diberi nama “keder net” , kemudian klik 2 x pada dokumen yang akan kita buka. Seperti gambar dibawah ini.

Demikian Cara membuka file atau dokumen Microsoft Word, semoga apa yang sudah kita pelajari bersama memberi manfaat untuk kita semua.

Penurunan Tekanan Uap

Apa itu sifat koligatif larutan?

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut. Semakin banyak zat terlarut di dalam suatu larutan, maka sifat koligatif larutannya juga akan semakin tinggi.

Penurunan tekanan uap

Penguapan adalah perubahan wujud suatu zat, dari cair menjadi gas dengan kecepatan penguapan yang berbeda-beda—tergantung dari jenis cairan. Banyak atau tidaknya uap pada permukaan cairan diukur dari tekanan uapnya.

Jika kondisi uap cairan sudah mencapai kondisi jenuh, akan terjadi pengembunan dan tekanan uapnya disebut tekanan uap jenuh. Apabila suatu zat terlarut nonvolatil dimasukkan ke dalam air murni, proses penguapan dapat terganggu sehingga air akan lebih sulit menguap. Karena itu, jumlah uap air pada permukaan juga berkurang dan tekanan uapnya turun.

Francois Marie Raoult mempelajari hubungan antara penurunan tekanan uap larutan dengan konsentrasi zat terlarut dan mendapat kesimpulan: “Besarnya tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut dan tekanan uap dari pelarut murninya.”

Kesimpulan tersebut disebut Hukum Roult dan memiliki rumus sebagai berikut:

keterangan:

Plarutan = tekanan uap larutan

Xp          = fraksi mol pelarut

Pº          = tekanan uap pelarut murni

ΔP         = penurunan tekanan uap

Xt          = fraksi mol zat terlarut

Menghidupkan dan Mematikan Komputer

Anda harus tahu cara menghidupkan dan mematikan komputer sesuai prosedur yang baik dan benar karena komputer mempunyai aturan sendiri dalam menghidupkan maupun mematikan. Tujuannya agar komputer kita tidak mengalami kerusakan.

Menghidupkan Komputer

  1. Pastikan komputer dan monitor sudah terhubung ke listrik. Nyalakan stabilizer dengan menekan switch power sampai lampu indikator menyala dan jarum penunjuk bergerak ke kanan.
  2. Nyalakan juga komponen yang terhubung langsung dengan listrik, misalnya monitor, printer, atau speaker.
  3. Cari bagian depan CPU, temukan dua tombol yang bisa ditekan
  4. Tombol untuk menghidupkan komputer biasanya mempunyai ciri-ciri:
    • Bentuknya lebih besar
    • Bertuliskan Power
    • Jika tidak ada tulisannya, terdapat gambar  di dekat tombol
  5. Tombol lain adalah tombol Reset yang berguna untuk membebaskan komputer dari kondisi Hang dengan memulai ulang komputer tanpa mematikannya. Ciri-cirinya: a. Bentuknya lebih kecil, bahkan kadang-kadang sangat kecil. Bertuliskan Reset
  6. Pada komputer produksi lama (1997 ke bawah), penekanan tombol Power harus cukup kuat (biasanya sampai berbunyi Klik). Namun untuk komputer generasi terakhir (produksi 1997 sampai sekarang), penekanan tombol Power cukup dengan sentuhan lembut, sampai lampu indikator menyala.
  7. Bila terdengar bunyi Bip satu kali, maka komputer sudah hidup dan siap melanjutkan ke tahap sistem operasi (Windows)

Mematikan Komputer

  1. Pada sistem operasi Windows, mematikan komputer disebut Shut Down. Ada beberapa cara shutdown dalam Windows:
    1. Menggunakan mouse, klik tombol Start,, lalu tunjuk pada pilihan Shut Down (paling bawah) pada menu dan klik (tombol kiri), lalu akan muncul tampilan seperti di bawahkemudian pilih opsi Shut down the computer? dan klik tombol Yes
    2. Tekan tombol bergambar  di keyboard, lalu tekan U, gunakan tombol panah untuk memilih opsi Shut down the computer?, dan tekan Enter
    3. Tekan tombol Ctrl + Esc, lalu lakukan seperti di atas.
    4. Tekan tombol Alt + F4, lalu lakukan seperti di atas.
  2. Akan muncul tampilan berbunyi Windows is Shutting Down…Please Wait. Setelah beberapa saat komputer akan mati dengan sendirinya.
    (Catatan: Pada komputer produksi lama (1997 ke bawah), tampilan di atas akan diikuti tampilan It’s Now Safe to Turn Off Your Computer. Tekan tombol Power untuk mematikan komputer.)
  3. Matikan stabilizer dan bagian lain (monitor, printer, speaker)

Mematikan komputer windows xp, vista dan windows 7

  1. Klik menu “start” yang berada dipojok kiri bawah
  2. Pilih ‘shutdown’
  3. klik ‘ok’
  4. tunggu hingga komputer sudah mati
  5. kemudian matikan stabilizer & cabut kabel listriknya.

Mematikan komputer windows 8

  1. arahkan mouse ke pojok bawah kanan
  2. pilih dan klik setting
  3. klik power & shutdown
  4. tunggu hingga benar-benar sudah mati
  5. kemudian matikan stabilizer dan cabut kabel listriknya.

Itulah cara mematikan dan menghidupkan komputer dengan benar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Peran Kimia dalam Kehidupan dan Metode ilmiah

– Kimia kelas X


 

Amatilah produk-produk kimia yang ada disekitar kalian! Apa yang kalian temukan? Apakah ada seperti gambar berikut?

Jual Pasta Gigi PEPSODENT Regular 190 gr - Kota Surabaya ...

 

 

Gambar di atas merupakan beberapa produk kimia yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Bahan kimia banyak terdapat disekitar kita. Bahan-bahan tersebut ada yang digunakan dalam rumah tangga, produk kosmetik, makanan dan minuman, bahan bakar, pertanian serta obat-obatan. Ilmu kimia telah menghasilkan produk-produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia untuk hidup lebih nyaman. Ilmu kimia diperlukan dan terlibat dalam berbagai jenis industri, pertanian dan kesehatan.

A.Peran Kimia dalam Perkembangan Ilmu Lain 

Ilmu kimia juga sangat berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan lainnya. Misalnya, pengembangan dalam bidang kedokteran atau kesehatan, pertanian dan lainnya.

1) Bidang kedokteran/kesehatan

  • Membantu menemukan cara interaksi obat terhadap penyakit yang diderita pasien.
  • Membantu memahami bahan-bahan yang berkhasiat dalam pembuatan obat.
  • Mempermudah para ahli bidang kesehatan untuk mendiagnosis berbagai penyakit.

2) Bidang pertanian

  • Memberikan informasi tentang kandungan tanah yang terkait dengan kesuburan tanah.
  • Para petani dapat menetapkan tumbuhan/tanaman yanng tepat untuk ditanam dilahan pertaniannya.
  • Membantu produksi pupuk dan pestisida untuk mengurangi kekurangan unsur hara pada pertanian dan dan untuk membasmi hama tanaman pertanian.
  • Adanya jenis hama baru dan kebal terhadap pestsida memerlukan penilitian ahli kimia untuk mengembangkan pestisida baru yang lebih ampuh untk membasmi hama tanaman tersebut.

3) Bidang geologi

  • Membantu memahami temuan para ahli/peneliti tentang bebatuan atau benda-benda yang terdapat di alam.

4) Bidang biologi

  • Membantu mempelajari proses kimia yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup, seperti perncernaan makanan, pernapasan dan metabolisme.

5) Bidang Hukum

  • Membantu mengungkapkan masalah-masalah yang berhubungan dengan kriminal. Sisa barang bukti yang ditinggalkan oleh pelaku kejahatan ditempat kejadian perkara, seperti : rambut, darah, atau bagian tubuh lain dapat dijadikan barang bukti dengan memeriksa susunan DNA nya atau memeriksa sidik jari menggunakan senyawa kimia AgNO3, karena saat terkena cahaya, bekas sidik jari akan berubah menjadi warna hitam.
  • Membantu pengecekan kadar alkohol dengan menggunakan kantong pernapasan yang mengandung zat kimia berwarna kuning yang akan berubah menjadi warna hijau jika bereaksi dengan alkohol. Sehingga polisi dapat menegcek kadar alkohol seseorang ynag dicurigai, misalnya pengendara mobil.

6) Bidang industri

  • Membantu bidang industri untuk menghasilkan produk-produk, seperti semen, kayu, cat, obat dan plastik . Produk-produk tersebut dihasilkan melalui penilitian/riset yang memerlukan ilmu kimia.

B. Peran kimia dalam menyelesaikan masalah global 

1) Bahan bakar

  • Bahan bakar yang digunakan sehari-hari, contohnya : minyak bumi, batubara dan gas alam.
  • Energi alternatif  yang ramah lingkungan, seperti liquid petroleum gas atau gas LPG yang digunakan oleh ibu rumah tangga untuk memasak.

2) Teknologi biogas

  • Di pedesaan banyak orang yang mengusahakan ternak, sehingga akan menyebabkan kotoran ternak yang menimbulkan masalah lingkungan. Kotoran ternak akan berserakan, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Ditinjau dari segi kesehatan, kotoran ternak tersebut dapat menjadi sumber penularan penyakit. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu alternatifnya adalaha dengan teknologi biogas. Dengan adanya teknologi biogas, rantai perkembangan penyakit tersebut dapat diputus dan masyarakat dapat meeasakan manfaatnya. Sebagai, bahan baku pembuatan biogas, adalah kotoran hewan ternak, terutama ternak sapi yang dibuat menjadi bubur halus atau butiran kecil yang dicampur dengan air. Hasil teknologi biogas ini, dapat digunakan untuk memasak atau lampu penerangan.

3) Program langit biru

  • Merupakan suatu program yang bertujuan untuk menurunkan polusi udara. Polusi udara tersebut diakibatkan dari  emisi gas buang yang ditimbulkan dari pembakaran energi. Emisi gas buang tersebut adalah karbon monoksida, nitrogen oksida, sulfur oksida , timah hitam dan partikel. Usaha untuk mengatasinya yaitu, dengan membuat taman kota, menanam pohon-pohon hijau dipinggir jalan raya.

C. Metode ilmiah

Metode ilmiah yaitu proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis, empiris dan terkontrol. Melalui bekerja dengan metode ilmiah, para ilmuwan dapat memecahkan masalah yang dihadapi sehingga menghasilkan teori atau hukum-hukum baru.

1) Karakteristik metode ilmiah

  • Bersifat kritis dan analitis : menunjukkan adanya proses yang tepat.
  • Bersifat logis : dapat memberikan argumentasi ilmiah
  • Bersifat objektif : dapat dicontoh oleh ilmuwan lain
  • Bersifat konseptual : proses penelitian dijalankan dengan mengembangkan konsep dan teori, sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
  • Bersifat empiris : metode yang digunakan sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.

2) Tahapan metode ilmiah

  • Merumuskan masalah  : menemukan masalah adalah tahap pertama dalam melakukan melakukan percobaan, yaitu merumuskan masalah yang kn diteliti.        Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam percobaan. Merumuskan masalah dapat juga berupa pertanyaan tentang objek yang diidentfikasi faktor-faktor terkait di dalamnya. Dalam merumuskan masalah harus jelas dan terfokus. Kalian juga harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan kreatif dalam memilih masalah yang akan diangkat untuk penelitian.
  • Menyusun kerangka teori :Setelah permasalahan dirumuskan, langkah selajutnya adalah mencari infirmasi, baik dari teori yang berkaitan dan mendukung tentang masalah tersebut maupun dari informasi yang berasal dari penelitian yang relevan. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan sesuai dengan landasan teori dan penelitian sebelumnya.
  • Merumuskan hipotesis : Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti.
  • Melakukan eksperimen/percobaan : Setelah merumuskan hipotesis, langkah berikutnya adalah melakukan percobaan untuk menguji hipotesis tersebut. Pelaksanaan percobaan dilakukan dengan lerja keras, teliti, tanggung jawab dan disiplin.
  • Mengolah dan menganalisis data : setelah data dperoleh, selanjutnya dilakukan interpretasi data, menafsirkan data, serta mengolah dan menganalisis. Data dapat diolah dan disajikan dalam bentuk grafik, diagram alir dan peta konsep. Pengolahan data dilakukan dengan teliti, jujur dan harus kreatif dalam menampilkan data.
  • Menarik kesimpulan : Setelah data diolah dan dianalisis, langkah selanjutnya adalah membuat kesimpulan dari percobaan/penelitian yang telah dilakukan dan melaporkan hasilnya dalam bentuk laporan. Secara umum, laporan percobaan, memuat tanggal, nama, judul percobaan, tujuan percobaan, hipotesis, alat dan bahan, prosedur pengerjaan, hasil pengamatan, pengolahan serta kesimpulan.

Jadi, bekerja ilmiah merupakan siklus dari suatu kegiatan penelitian sampai ditemukan hasil yang tepat dan akurat.

Materi dan perubahannya

Materi dan Perubahannya

Nama ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu al-kimia yang artinya perubahan materi, oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778). Ini berarti, ilmu kimia secara singkat dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubah materi menjadi materi lain.

Secara lengkapnya, ilmu kimia adalah ilmu mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu materi. Materi itu sendiri adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Contohnya : Meja, kursi, pensil, buku, manusia, hewan, dll. Jadi, segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang disebut dengan materi.

Susunan materi mencakup komponen-komponen pembentuk materi dan perbandingan tiap komponen tersebut. Struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun suatu materi dan bagaimana partikel-partikel yang sangat kecil itu bergabung satu sama lain membentuk materi berukuran besar yang dapat diamati. Misalnya air, mempunyai rumus molekul H2O, dimana setiap molekul H2O tersebut terdiri atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Sifat materi mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat suatu materi dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi tersebut.  Perubahan materi meliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan kimia (menghasilkan zat baru). Energi yang menyertai perubahan materi  menyangkut banyaknya energi yang menyertai sejumlah materi dan asal-usul energi itu.

Perubahan materi dapat dibedakan menjadi perubahan fisikan dan perubahan kimia. Coba ingat kembali pelajaran IPA di SMP tentang perubahan fisika dan perubahan kimia!

  1. Perubahan Fisika merupakan perubahan materi yang tidak menghasilkan zat baru, misalnya perubahan air menjadi uap dan perubahan air menjadi es. Adapun ciri-ciri dari perubahan fisika yaitu : Tidak menghasilkan zat baru, perubahan terjadi pada wujudnya saja, sifat partikel tetap sama. Bisa terjadi disebabkan proses pemanasan dan merubah bentuk pada wujud zat
  2. Perubahan kimia adalah perubahan materi yang menghasilkan zat baru, Adapun ciri-ciri dari perubahan fisika yaitu : terbentuknya zat baru dan sifat zat yang berbeda dengan sifat penyusunnya. misalnya kayu dibakar dan besi berkarat.

Merancang penilaian proses pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Segala kegiatan yang dilakukan pasti kita mengharapkan mendapat sebuah hasil yang optimal. Hasil optimal tersebut hanya akan mingkin kita peroleh apabila dalam proses pengerjaanya dilakukan dengan baik. Oleh karena itu, dalam prosesnya perlu adanya suatu penilaian agar proses yang dilakukan bisa semakin baik.

Seringkali pula, orang yang melakukan kegiatan tersebut, berkeinginan mengetahui baik atau buruknya kegiatan yang dilakukannya. Siswa dan guru merupakan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, tentu mereka juga berkeinginan mengetahui proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk menyediakan informasi tentang baik atau buruknya proses dan hasil kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus melakukan proses penilaian dalam kegiatan belajar mengajar tersebut.

Dengan demikian, pendidik (guru) patut dibekali dengan pemahaman tentang proses penilaian pendidikan terhadap peserta didiknya. Maka dalam makalah ini akan kami bahas mengenai pengertian dan hal-hal yang berkaitan dengan proses penilaian dalam pembelajaran.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah yang akan diuraikan yaitu:

  1. Apakah yang dimaksud dengan penilaian?
  2. Apakah yang dimaksud dengan fungsi penilaian?
  3. Apakah yang dimaksud dengan proses pembelajaran?
  4. Bagaimanakah yang dimaksud dengan penilaian proses pembelajaran?
  5. Bagaimanakah penilaian proses belajar?
  6. Apa sajakah objek dan subjek penilain proses pembelajaran?
  7. Bagaimanakah yang dimaksud dengan pengawasan proses pembelajaran?
  8. Apa sajakah komponen penilaian proses pembelajaran?
  9. Bagaimanakah kriteria penilaian proses pembelajaran?

3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

  1. Mengetahui pengertian dari penilaian.
  2. Mengetahui fungsi penilaian.
  3. Mengetahui pengertian dari proses pembelajaran.
  4. Mengetahui pengertian dari penilaian proses pembelajaran.
  5. Mengetahui tentang penilaian proses belajar.
  6. Mengetahui objek dan subjek dalam penilaian proses pembelajaran.
  7. Mengetahui tentang pengawasan proses pembelajaran.
  8. Mengetahui komponen penilaian proses pembelajaran.
  9. Mengetahui kriteria penilaian proses pembelajaran.

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian Penilaian

Penilaian (assessment) merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok.

Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar peserta didik. Penilaian internal merupakan penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung.

Metode dan teknik penilaian sebagai bagian dari penilaian internal (internal assessment) untuk mengetahui proses dan hasil belajar peserta didik terhadap penguasaan kompetensi yang diajarkan oleh guru. Hal ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketercapaian ketuntasan kompetensi oleh peserta didik.

Ada empat macam istilah yang berkaitan dengan konsep penilaian dan sering kali digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar dari peserta didik yaitu pengukuran, pengujian, penilaian dan evaluasi. Namun keempat istilah tersebut pengertiannya masih sering dicampuradukan, padahal keempat istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Pengukuran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan. Peserta didik dengan menggunakan suatu standar.

Pengukuran dapat menggunakan tes dan non tes. Tes adalah seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah. Sedangkan non tes adalah pertanyaan maupun pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah. Instrumen non tes bias berbentuk kuesioner atau inventori. Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan sedangkan peserta didik diminta untuk menjawab atau memberikan pendapatnya terhadap pernyataan yang diajukan. Inventori merupakan instrument yang berisi tentang laporan diri dari keadaan peserta didik, misalnya potensi peserta didik. Pengukuran dalam kegiatan belajar bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Kuantatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya berupa pernyataan yaitu berupa pernyataan sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang, dan lain sebagainya.

Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Dengan demikian penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dalam penilaian Pendidikan, mencangkup tiga sasaran utama yakni program pendidikan, proses belajar mengajar  dan hasil-hasil belajar.

2. Fungsi Penilaian

Fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar dapat bermanfaat ganda, yakni bagi siswa dan bagi guru itu sendiri. Penilaian mempunyai sejumlah fungsi di dalam proses pembelajaran, yaitu:

  1. Sebagai alat guna mengetahui apakah siswa telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, norma-norma dan keterampilan yang telah diberikan oleh guru.
  2. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar.
  3. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
  4. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
  5. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
  6. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.

3. Pengertian Proses Pembelajaran

Proses dari bahasa latin “processus” yang berarti “berjalan ke depan” menurut Chaplin (Aby: http://www.abyfarhan.com) proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.

Dalam psikologi proses pembelajaran berarti cara-cara/langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi proses pembelajaran dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.

Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S.R Bond dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase, antara lain :

  1. Fase informasi (tahap penerimaan materi)
  2. Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
  3. Fase evaluasi (tahap penilaian materi)

Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam 3 tahapan, antara lain :

  1. Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi)
  2. Storage (tahap penyimpanan informasi)
  3. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)

Sehingga secara garis besar fase-fase dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

  1. Memandang
  2. Menulis atau mencatat
  3. Membaca
  4. Mencari ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi.
  5. Latihan atau praktek

4. Pengertian Penilaian Proses Pembelajaran.

Penilaian proses pembelajaran dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian proses pembelajaran merupakan penilaian yang menitik beratkan sasaran penilaian pada tingkat efektifitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.

Penilaian proses pembelajaran menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa dan keterlaksanaan proses pembelajaran, sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka panjang dan hasil belajar jangka pendek.

Penilaian proses pembelajaran berkaitan dengan paradigma bahwa dalam kegiatan belajar kegiatan utama terletak pada siswa, siswa yang secara dominan berkegiatan belajar mandiri dan guru hanya melakukan pembimbingan.  Dalam konteks ini guru harus memantau berbagai kesukaran siswa dalam proses pembelajaran tersebut setiap pertemuan.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa ciri penilaian proses pembelajaran dalam kelas adalah sebagai berikut:

  1. Proses penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.
  2. Strategi yang digunakan mencerminkan kemampuan anak secara autentik.
  3. Penilaiannya menggunakan acuan patokan atau criteria. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ketercapaian kompetensi siswa.
  4. Memanfaatkan berbagai jenis informasi
  5. Menggunakan berbagai cara dan alat penilaian.
  6. Menggunakan system pencatatan yang bervariasi.
  7. Keputusan tingkat pencapaian hasil belajar berdasarkan berbaga informasi.

5. Penilaian Proses Belajar

Penilaian proses dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian proses (KBK: 2002) merupakan penilaian yang menitik beratkan sasaran penilaian pada tingkat efektifitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.

Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa dan keterlaksanaan proses belajar mengajar, sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka panjang dan hasil belajar jangka pendek.

Penilaian proses belajar berkaitan dengan paradigma bahwa dalam kegiatan belajar kegiatan utama terletak pada siswa, siswa yang secara dominan berkegiatan beajar mandiri dan guru hanya melakukan pembimbingan.  Dalam konteks ini guru harus memantau berbagai kesukaran siswa dalam proses belajar tersebut setiap pertemuan. Sedangkan untuk mengukur hasil belajar dilakukan ulangan harian, tengah semester, dan akhir semester.

Di samping ujian, ada berbagai bentuk dan teknik yang bisa dilakukan dalam penilaian kelas, yaitu penilaian kinerja (performance), penilaian penugasan (proyek atau project), penilaian hasil kerja (produk atau peoduct), penilaian tertulis (paper dan pen), penilaian portopolio (portofolio), Checklist, dan penilaian sikap.

Tindak lanjut dari penilaian proses pembelajaran ( jika memperoleh hasil yang kurang memuaskan) dilakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK).  Berarti seorang guru berusaha mendiagnosa penyebab kesukaran anak didik dalam proses belajar tersebut, pada gilirannya menemukan suatu cara seagai solusi permasalahan tersebut. Inilah yang menjadi cikal bakal PTK bagi seorang guru. Berbeda halnya dengan kegiatan ujian, jika seorang guru menemukan anak didik tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) maka solusinya adalah melakukan pembelajaran remedial.

Tujuan penilaian proses belajar-mengajar pada hakikatnya adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar, terutama efesiensi, keefektifan, dan produktivitas dalam mencapai tujuan pengajaran.

Dimensi penilaian proses belajar-mengajar berkenaan dengan komponen-komponen proses belajar-mengajar seperti tuju mengajaran pengajaran, metode, bahan pengajaran, kegiatan belajar, kegiatan mengajar guru, dan penilaian.

6. Objek dan Subjek dalam penilaian proses pembelajaran

Objek dalam penilaian proses pembelajaran adalah guru. Ada 4 hal pokok yang dijadikan sasaran penilaian dalam proses pembelajaran yaitu:

  1. Tujuan pembelajaran

Setelah berlangsung proses pemelajaran, maka dipandang perlu dilakukan penilaian tentang tujuan dari pembelajaran tersebut berdasarkan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa. Hal ini penting, Karena dengan cara ini dapat ditetapkan apakah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya perlu dipertahankan atau perlu diperbaiki, Dengan implikasinya perlu pula perbaikan program pembelajaran selanjutnya.

  1. Unsur dinamis pembelajaran

Unsur dinamis pembelajaran adalah sumber belajar atau komponen siswa intruksional yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Perlu juga diketahui bahwa unsur–unsur pembelajaran pada hakikatnya merupakan unsur penunjang dalam proses pembelajaran. Besarnya dan kuatnya dukungan unsur-unsur yang ada turut menentukan tingkat efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Karena itu sasaran–sasaran, sebagaimana dikemukakan di bawah ini, perlu dilakukan penilain secara cermat dan saksama, sehingga mutu program pembelajaran semakin meningkat.

  1. Penilaian terhadap bahan pembelajarn.
  2. Penilaian terhadap alat bantu belajar.
  3. Penilaian terhadap suasana belajar.
  4. Penilaian terhadap keadaan subjek didik.
  5. Pelaksanaan pembelajaran

Dalam hal ini pelaksanaan pembelajarn diartikan sebagai interaksi antara sumber belajar dengan siswa. Dengan demikian dalam menilai pelaksanaan pembelajaran kita sebenarnya menentukan seberapa antar sumber belajar dengan tujuan pengajaran. Sasaran penilain proses pembelajaran secara lebih terperinci diantaranya adalah:

  1. Kesesuaian pesan dengan tujuan pengajaran.
  2. Kemampuan guru menggunakan terknik pembelajaran.
  3. Intraksi guru dengan siswa.
  4. Kemampuan guru menggunakan bahan dan alat dalam pembelajaran.
  5. Kurikulum

Kurikulum itu dipandang sebgai rencana tertulis yakni seperangkat komponen pembelajaran yang diuraikan secara tertulis pada bahan tercetak atau buku. Dalam hal ini, penilaian proses pembelajaran berpijak pada pertanyaan sebagai berikut:

  1. Berapa banyak dan berapa luas kedalaman mengenai tingkat ketercapaian tujuan yang telah ditentukan dalam GBPP?
  2. Sejauh mana ruag lingkup dan urutan pokok bahasa telah disampaikan dan diserap oleh siswa?
  3. Bagaimana tingkat pelaksanaan/penggunaan strategi pembelajaran yang telah digariskan dalam GBPP itu?
  4. Hingga mana ketercapaian hasil belajar siswa?

Di saat telah dijelaskan mengenai objek penilain proses pembelajaran. Selanjutnya adalah subjek dalam penilain proses pembelajaran. Subjek dalam penilaian proses pembelajaran ada 3 yaitu:

  1. Siswa

Dalam penilain proses pembelajaran siswa berperan sebagai subjek. Adapun penilaian dari siswa yaitu berkenaan dengan pandangan siswa mengenai bahan pengajaran serta alat dan perlengkapan belajar, pendangan siswa mengenai kemampuan guru mengajar, pandangan siswa mengenai siswa mengenai hasil belajar dan lain-lain.

  1. Kepala sekolah

Penilaian yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru-guru dilakukan secara rutin dan terjadwal. Kepada sekolah melaksanakan kegiatan supervise kepada guru-guru dengan harap agar guru mampu memperbaiki proses pemelajaran yang dilaksanakan. Dalam prosesnya, guru mendesain kegiatan pembelajaran dalam bentuk rencana pembelajaran kemudian kepada sekolah mengamati proses pembelajaran kegiatan belajar mengajar kemudian kepada sekolah memantau secara langsung ketika guru sedang mengajar. Guru mendesai kegiatan pembelajaran dalam bentuk rencana pembelajaran kemudian kepala sekolah mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru. Ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu pelaksanaan kegiatan belajar dan hal – hal yang menunjang kegiatan belajar mengajar.

Pelaksanaan kegiatan penilain dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam hal memberikan pembinaan kepada guru. Karena proses belajar-mengajar yang dilaksanakan pembinaan kepada guru merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena kegiatan supervise dipandang perlu untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran.

  1. Pengawas

Pengawas sekolah adalah pengawas Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan mengenai teknis pendidikan dan teknis administrasi pendidikan. Tugas pokok pengawas sekolah dapat dirumuskan selaras dengan ayat 1 pasal 2 nomor 118/1996 bahwa” pengawas sekolah mempunyai tugas pokok menilai dan membina penyelenggaraan pendididkan pada sejumlah sekolah tertentu baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggun jawabnya.

Penilaian yang dilakukan oleh pengawas sekolah kepada sekolah dan guru-guru bertujuan untuk meningkatkan kinerja. Kegiatan ini dilakukan oleh pengawas yang bertugas di suatu guru sekolah. Guru sekolah adalah gabungan dari beberapa sekolah terdekat, biasanya terdiri atas 5 – 8 sekolah. Hal –hal yang diamati pengawas sekolah ketika memantau kinerja guru dan kepala sekolah, di antaranya administrasi sekolah.

7. Pengawasan Proses Pembelajaran.

Dalam mengawasi proses pembelajaran (Akhmad: http://akhmad- sudrajat.wordpress.com), akan dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

  1. Pemantauan
  2. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
  3. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawacara, dan dokumentasi.
  4. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.
  5. Supervisi
  6. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
  7. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi
  8. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.
  9. Evaluasi
  10. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
  11. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: [a] membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, dan [b] mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan  kompetensi guru.
  12. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran.
  13. Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan.

  1. Tindak lanjut
  2. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar.
  3. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar.
  4. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/ penataran lebih lanjut.

8. Komponen Penilaian Proses Pembelajaran

Dimensi penilaian proses belajar mengajar berkenan dengan komponen-komponen yang membentuk proses belajar-mengajar dan keterkaitan atau hubungan diantara komponen-komponen tersebut. Komponen pengajaran sebagai dimensi penilaian proses belajar-mengajar setidaknya mencakup :

  1. Tujuan pengajaran atau instruksional
  2. Bahan pengajaran
  3. Kondisi siswa dan kegiatan belajarnya.
  4. Kondisi guru dan kegiatan belajarnya.
  5. Alat dan sumber belajar yang digunakan.
  6. Tekhnik dan cara pelaksanaan penilaianya.

Aspek aspek yang dinilai dari komponen-komponen diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Komponen Tujuan Instruksional, yang meliputi aspek-aspek ruang lingkup tujuan, abilitas yang terkandung didalamnya, rumusan tujuan , kesesuaian dengan kemampuan siswa, jumlah dan waktu yang tersedia untuk mencapainya, kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, keterlaksanaan dalam pengajaran.
  2. Komponen Bahan Pengajaran, yang meliputi ruang lingkupnya , kesesuaian dngan tujuan, tingkat kesulitan bahan kemudahan memperoleh dan mempelajarinya, daya gunanya bagi siswa, keterlaksanaan sesuai dengan waktu yang tersedia, sumber-sumber untuk mempelajarinya, cara mempelajarinya, kesinambungan bahan, relevansi bahan dengan kebutuhan siswa, prasyarat mempelajarinya.
  3. Komponen Siswa, yang meliputi kemampuan prasyarat, minat dan perhatian, motivasi, sikap, cara belajar yang dimiliki, hubungan sosialisasi dengan teman sekelas, masalah belajar yang dihadapi, karakteristik dan kepribadian, kebutuhan belajar, indetitas siswa dan keluarganya yang erat kaitannya dengan pendidikan di sekolah.
  4. Komponen Guru, yang meliputi penguasaan mata pelajaran, keterampilan mengajar, sikap keguruan, pengalaman engajar, cara mengajar, cara menilai, kemauan mengembangkan profesinya, keterampilan berkomunikasi, kepribadian , kemampuan dan kemauaan memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa, hubungan dengan siswa dan rekan sejawatnya, penampilan dirinya, keterampilan lain yang diperlukan.
  5. Komponen Alat dan Sumber Belajar, yang meliputi jenis alat dan jumlahnya, daya guna, kemudahan pengadaanya, kelengkapannya, maanfaatnya bagi siswa dan guru, cara pengunaanya. Dalam alat dan sumber belajar ini termasuk alat peraga, buku sumber, laboratorium dan perlengkapan belajar lainya.
  6. Komponen Penilaian, yang meliputi jenis alat penilaian yang digunakan, isi dan rumusan pertayaan, pemeriksaan dan interprestasinya, sistem penilaian yang digunakan, pelaksanaan penilaian, tindak lanjut hasil penilaian, pemanfaatan hasil penilaian, administrasi penilaian, tingkat kesulitan soal, validitas dan reliabilitas soal penilaian, daya pembeda, frekuensi penilaian dan perencanaan penilaian.

9. Kriteria Penilaian Proses Pembelajaran

Kriteria penilaian proses pembelajaran menurut Nana Sudjana (1995), bahwa penilaian proses belajar mengajar memiliki kriteria, yaitu :

  1. Konsistensi

Kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum. Kurikulum adalah   program belajar mengajar yang telah ditentukan sebagai acuan apa yang seharusnya dilaksanakan. Keberhasilan proses belajar mengajar dilihat sejauh mana acuan tersebut dilaksanakan secara nyata dalam bentuk dan aspek-aspek :

  1. Tujuan-tujuan pengajaran
  2. Bahan pengajaran yang diberikan
  3. Jenis kegiatan yang dilaksanakan
  4. Cara melaksanakan jenis kegiatan
  5. Peralatan yang digunakan untuk masing- masing kegiatan, dan
  6. Penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan.
  7. Keterlaksanaannya oleh guru

Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan program yang telah dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti. Dengan apa yang direncanakan dapat diwujudkan sebagaimana seharusnya, keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal :

  1. Mengkodisikan kegiatan belajar siswa.
  2. Menyiapkan alat, sumber dan perlengkapan belajar.
  3. Waktu yang disediakan untuk waktu belajar mengajar.
  4. Memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa.
  5. Melaksanakan proses dan hasil belajar siswa.
  6. Menggeneralisasikan hasil belajar saat itu dan tindak lanjut untuk kegiatan belajar   mengajar berikutnya.
  7. Keterlaksanaannya oleh siswa

Dalam hal ini dinilai sejauh mana siswa melakukan kegiatan belajar mengajar dengan program yang telah ditentukan guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti, keterlaksaan siswa dapatdilihat dalam hal:

  1. Memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru.
  2. Semua siswa turut melakukan kegiatan belajar.
  3. Tugas-tugas belajar dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
  4. Manfaat semua sumber belajar yang disediakan guru.
  5. Menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan guru.
  6. Motivasi belajar siswa

Keberhasilan proses belajar-mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar yang ditujukan para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam hal :

  1. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
  2. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya
  3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya
  4. Reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru
  5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan
  1. Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar

Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar , keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:

  1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
  2. Terlibat dalam pemecahan masalah
  3. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi
  4. Berusaha tahu mencari informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
  5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
  6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya
  7. Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal yang sejenis
  8. Kesempatan mengunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
  1. Interaksi guru siswa

Interaksi guru siswa berkenaan dengan komunikasi atau hubugan timbal balik atau hubungan dua arah antara siswa dan guru atau siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, hal ini dapat dilihat:

  1. Tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa
  2. Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara individual mupun secara kelompok
  3. Dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar
  4. Senangtiasa beradanya guru dalam situasi belajar mengajar sebagai fasilitator belajar
  5. Tampilnya guru sebagai pemberi jalan eluar manakala siswa menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya
  6. Adanya kesempatan mendapat umpan balik secara berkesinambungan dari hasil belajar yang diperoleh siswa.
  1. Kemampuan atau keterampilan guru mengajar

Kemampuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak keahlian guru yang professional sebab merupakan penerapan semua kemampuan yang telah dimilikinya dalam hal bahan pengajaran, komunikasi dengan siswa, metode mengajar, dan lain-lain. Beberapa indikator dalam menilai kemampuan ini antara lain :

  1. Menguasai bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa
  2. Terampil berkomunikasi dengan siswa
  3. Menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kegiatan kelas
  4. Terampil mengunakan berbagai alat dan sumber belajar
  5. Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan
  1. Kualitas hasil belajar yang diperoleh siswa

Salah satu keberhasilan proses belajar-mengajar dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Dalam hal ini aspek yang dilihat antara lain:

  1. Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.
  2. Kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para siswa
  3. Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75 dari jumlah intrusional yang harus dicapai
  4. Hasil belajar tahan lama diingat dan dapat digunakan sebagai dasar dalam mempelajari bahan berikutnya.

 

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Penilaian proses pembelajaran merupakan penilaian yang menitik beratkan sasaran penilaian pada tingkat efektifitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Sedangkan penilaian proses belajar merupakan penilaian yang menitik beratkan sasaran penilaian pada tingkat efektifitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.

Ada 4 hal pokok yang dijadikan sasaran penilaian dalam proses pembelajaran yaitu, Tujuan pembelajaran, unsur dinamis pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan kurikulum. Sedangkan  subjek dalam penilaian proses pembelajaran ada tiga yaitu siswa, kepala sekolah, dan pengawas.

Dalam mengawasi proses pembelajaran akan dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu Pemantauan, Supervisi, Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak lanjut.

2. Saran

Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui tentang penilaian proses pembelajaran matematika, Serta bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

DAFTAR PUSTAKA

Aby Farhan. 2011. Penilaian Proses dan Hasil Belajar. http://www.abyfarhan.com. Diakses pada tanggal 05 Maret 2014.

Akhmad Sudrajat. 2009. Penilaian dan Pengawasan Proses Pembelajaran. Diakses pada tanggal 05 Maret 2014.

Arifin,  Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI: Jakarta Pusat.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Badolo, Mas’ud. Pedoman dan Teknis Penulisan Skripsi. Parepare: Universitas Muhammadiyah Parepare.

Daryanto, M. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

KBK. (2002). Penilaian berbasis kelas. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbangepdiknas.

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

 

 

Cara Posting Video di WordPress

  1. Buka video yang akan di-posting dari youtube.com
  2. Klik kanan pada video pada youtube, pilih copy embed code
  3. Pilih mode text pada halaman posting
  4. Kemudian paste-kan pada halaman posting
  5. Balik lagi ke halaman visual
  6. Pilih update

Struktur atom dan Sistem Periodik

A. Struktur Atom

Struktur atom adalah susunan partikel dasar dalam atom. Atom sebagai partikel penyusun materi dapat menentukan sifat materi. Berukuran sangat kecil dan kita tidak sanggup untuk melihatnya. Sedangkan para ahli memperkirakan bentuk molekul dari berbagai percobaan dan fakta yang ada dengan suatu model. Kebenaran suatu model atau teori atom tidak mutlak. Dalam perkembangannya model atau teori atom terus mengalami perbaikan dan penyempurnaan.

1. Model Atom Dalton

a. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.

b. Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dipecah lagi.

c. Atom suatu unsur sama memiliki sifat yang sama, sedangkan atom unsur  berbeda, berlainan dalam massa dan  sifatnya.

d. Senyawa terbentuk jika atom bergabung satu sama lain.

e. Reaksi kimia hanyalah reorganisasi dari atom-atom, sehingga tidak ada atom yang berubah akibat reaksi kimia.

   

Gambar Model Atom Dalton

Teori atom Dalton ditunjang oleh 2 hukum alam yaitu :

  1. Hukum Kekekalan Massa (hukum Lavoisier)  :  massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
  2. Hukum Perbandingan Tetap (hukum Proust)   :  perbandingan massa unsur-unsur yang menyusun suatu zat adalah tetap.

Kelemahan Model Atom Dalton :

Menurut teori atom Dalton nomor 5, tidak ada atom yang berubah akibat reaksi kimia. Tetapi saat ini ternyata dengan reaksi kimia nuklir, suatu atom dapat berubah menjadi atom lain.

2. Model Atom Thompson

a. Setelah ditemukannya elektron oleh J.J Thomson, disusunlah   model atom Thomson yang merupakan penyempurnaan dari model atom Dalton.

b. Atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam roti kismis.

 

 

3. Model Atom Rutherford

a. Rutherford menemukan bukti bahwa dalam atom terdapat inti atom yang bermuatan positif, berukuran lebih kecil daripada ukuran atom tetapi massa atom hampir seluruhnya berasal dari massa intinya.

b. Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan berada pada pusat atom serta elektron bergerak melintasi inti (seperti planet dalam tata surya).

Kelemahan Model Atom Rutherford :

  • Ketidakmampuan untuk menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke inti atom akibat gaya tarik elektrostatis inti terhadap elektron.
  • Menurut teori Maxwell, jika elektron sebagai partikel bermuatan mengitari inti yang memiliki muatan yang berlawanan maka lintasannya akan berbentuk spiral dan akan kehilangan tenaga/energi dalam bentuk radiasi sehingga akhirnya jatuh ke inti.

4. Model Atom Niels Bohr

a. Model atomnya didasarkan pada teori kuantum untuk menjelaskan spektrum gas hidrogen.

b. Menurut Bohr, spektrum garis menunjukkan bahwa elektron hanya menempati tingkat-tingkat energi tertentu   dalam atom.

Menurutnya :

a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan di sekitarnya beredar elektron-elektron yang bermuatan negatif.

b. Elektron beredar mengelilingi inti atom pada orbit tertentu yang dikenal sebagai keadaan gerakan yang stasioner (tetap) yang selanjutnya disebut dengan tingkat energi utama (kulit elektron) yang dinyatakan dengan bilangan kuantum utama (n).

c. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi akan tetap sehingga tidak ada cahaya yang dipancarkan.

d. Elektron hanya dapat berpindah dari lintasan stasioner yang lebih rendah ke lintasan stasioner yang lebih tinggi jika menyerap energi. Sebaliknya, jika elektron berpindah dari lintasan stasioner yang lebih tinggi ke rendah terjadi pelepasan energi.

e. Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron menempati tingkat energi terendah (disebut tingkat dasar = ground state).

Kelemahan Model Atom Niels Bohr :

  • Hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion yang mengandung satu elektron dan tidak sesuai dengan spektrum atom atau ion yang berelektron banyak.
  • Tidak mampu menerangkan bahwa atom dapat membentuk molekul melalui ikatan kimia.

5. Model Atom Modern (Mekanika Gelombang)

Dikembangkan berdasarkan teori mekanika kuantum yang disebut mekanika gelombang; diprakarsai oleh 3 ahli :

a)      Louis Victor de Broglie

Menyatakan bahwa materi mempunyai dualisme sifat yaitu sebagai materi dan sebagai gelombang.

b)      Werner Heisenberg

Mengemukakan prinsip ketidakpastian untuk materi yang bersifat sebagai partikel dan gelombang. Jarak atau letak elektron-elektron yang mengelilingi inti hanya dapat ditentukan dengan kemungkinan – kemungkinan saja.

c)      Erwin Schrodinger (menyempurnakan model Atom Bohr)

Berhasil menyusun persamaan gelombang untuk elektron dengan menggunakan prinsip mekanika gelombang. Elektron-elektron yang mengelilingi inti terdapat di dalam suatu orbital yaitu daerah 3 dimensi di sekitar inti dimana elektron dengan energi tertentu dapat ditemukan dengan kemungkinan terbesar.

B. Tabel Periodik

1. Hukum Triade Dobereiner

  • Dikemukakan oleh Johan Wolfgang Dobereiner (Jerman).
  • Unsur-unsur dikelompokkan ke dalam kelompok tiga unsur yang disebut Triade.
  • Dasarnya: kemiripan sifat fisika dan kimia dari unsur-unsur tersebut.

Jenis Triade :

a. Triade Litium (Li), Natrium (Na) dan Kalium (K)

Unsur Massa Atom Wujud
Li 6,94 Padat
Na 22,99 Padat
K 39,10 Padat

Massa Atom Na (Ar Na) =  = 23,02

b. Triade Kalsium (Ca), Stronsium (Sr) dan Barium (Ba)

c. Triade Klor (Cl), Brom (Br) dan Iod (I)

2.  Hukum Oktaf Newlands

  • Dikemukakan oleh John Newlands (Inggris).
  • Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya (Ar).
  • Unsur ke-8 memiliki sifat kimia mirip dengan unsur pertama; unsur ke-9 memiliki sifat yang mirip dengan unsur ke-2 dst.
  • Sifat-sifat unsur yang ditemukan berkala atau periodik setelah 8 unsur disebut Hukum Oktaf.
H Li Be B C N O
F Na Mg Al Si P S
Cl K Ca Cr Ti Mn Fe

Berdasarkan Daftar Oktaf Newlands di atas; unsur H, F dan Cl mempunyai kemiripan sifat.

3.  Sistem Periodik Mendeleev (Sistem Periodik Pendek)

  • Dua ahli kimia, Lothar Meyer (Jerman) dan Dmitri Ivanovich Mendeleev (Rusia) berdasarkan pada prinsip dari Newlands, melakukan penggolongan unsur.
  • Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur sedangkan Mendeleev lebih  mengutamakan kenaikan massa atom.
  • Menurut Mendeleev : sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Artinya: jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara periodik.
  • Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat serupa ditempatkan pada satu lajur tegak, disebut Golongan
  • Sedangkan lajur horizontal, untuk unsur-unsur berdasarkan pada kenaikan massa atom relatifnya dan disebut Periode.

4.  Sistem Periodik Modern (Sistem Periodik Panjang)

  • Dikemukakan oleh Henry G Moseley, yang berpendapat bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya.
  • Artinya : sifat dasar suatu unsur ditentukan oleh nomor atomnya bukan oleh massa atom relatifnya (Ar).C.

Periode dan golongan dalam SPU modern

1).  Periode

  • Adalah lajur-lajur horizontal pada tabel periodik.
  • SPU Modern terdiri atas 7 periode. Tiap-tiap periode menyatakan jumlah/banyaknya kulit atom unsur-unsur yang menempati periode-periode tersebut.

Jadi :

  • Unsur-unsur yang memiliki 1 kulit (kulit K saja) terletak pada periode 1 (baris 1), unsur-unsur yang memiliki 2 kulit (kulit K dan L) terletak pada periode ke-2 dst.

Contoh :

9F        : 2 , 7 periode ke-2

12Mg    : 2 , 8 , 2 periode ke-3

31Ga     : 2 , 8 , 18 , 3 periode ke-4

Catatan :

a)      Periode 1, 2 dan 3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur.

b)      Periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang.

c)      Periode 7 disebut periode belum lengkap karena belum sampai ke golongan VIII A.

d)      Untuk mengetahui nomor periode suatu unsur berdasarkan nomor atomnya, Anda hanya perlu mengetahui nomor atom unsur yang memulai setiap periode.

2).  Golongan

  • Sistem periodik terdiri atas 18 kolom vertikal yang terbagi menjadi 8 golongan utama (golongan A) dan 8 golongan transisi (golongan B).
  • Unsur-unsur yang mempunyai elektron valensi sama ditempatkan pada golongan yang sama.
  • Untuk unsur-unsur golongan A sesuai dengan letaknya dalam sistem periodik :
  • Unsur-unsur golongan A mempunyai nama lain yaitu :
  1. Golongan IA      = golongan Alkali
  2. Golongan IIA    = golongan Alkali Tanah
  3. Golongan IIIA   = golongan Boron
  4. Golongan IVA   = golongan Karbon
  5. Golongan VA    = golongan Nitrogen
  6. Golongan VIA   = golongan Oksigen
  7. Golongan VIIA  = golongan Halida / Halogen
  8. Golongan VIIIA = golongan Gas Mulia

Sifat-sifat periodik unsur

Meliputi :

1).  Jari-Jari Atom

  • Adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar.
  • Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut.
  • Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya.

Jadi : dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atomnya semakin besar.

  • Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah yang berarti semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap. Akibatnya tarikan inti terhadap elektron terluar makin besar pula, sehingga menyebabkan semakin kecilnya jari-jari atom.

Jadi : dalam satu periode (dari kiri ke kanan), jari-jari atomnya semakin kecil.

2).  Energi Ionisasi

  • Adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam bentuk gas untuk melepaskan satu elektron membentuk ion bermuatan +1.
  • Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi yang lebih besar (disebut energi ionisasi kedua), dst.

          EI 1< EI 2 < EI 3 dst

  • Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), EI semakin kecil karena jari-jari atom bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Akibatnya elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan.
  • Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin besar/kuat. Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan.

3). Afinitas Elektron

  • Adalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam bentuk gas apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif.
  • Semakin negatif harga afinitas elektron, semakin mudah atom tersebut menerima/menarik elektron dan semakin reaktif pula unsurnya.
  • Afinitas elektron bukanlah kebalikan dari energi ionisasi.
  • Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas elektronnya semakin kecil.
  • Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin besar.
  • Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali golongan IIA dan VIIIA.
  • Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan VIIA.

4).  Keelektronegatifan

  • Adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa (dalam ikatannya).
  • Diukur dengan menggunakan skala Pauling yang besarnya antara 0,7 (keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan F).
  • Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar, cenderung menerima elektron dan akan membentuk ion negatif.
  • Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan kecil, cenderung melepaskan elektron dan akan membentuk ion positif.
  • Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil.
  • Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar.

Sumber : Internet

Untuk memahami materi sistem periodik unsur, silahkan simak video berikut:

Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

A. Pengertian Larutan

Kita sering mendengar kata larutan. Ada larutan gula, larutan garam, larutan teh. Tapi bagaimana dengan air kopi? Apakah kita menganggapnya sebagai sebuah larutan?  Suatu campuran terdiri dari dua komponen utama, yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Jika dari contoh di atas zat terlarutnya adalah, gula, garam, teh, dan kopi; sedangkan zat pelarutnya adalah air.

Suatu zat dikatakan larutan jika campuran antara zat terlarut dan pelarutnya bersifat homogen. Artinya tidak terdapat batas antar komponennya, sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara zat pelarut (air) dan terlarutnya. Beda halnya dengan air kopi, masih terdapat perbedaan antara keduanya, walaupun secara kasat mata, airnya sudah berubah warna menjadi hitam. Hal ini juga berlaku untuk campuran antara pasir dan air. Anda bisa menambahkan sendiri contoh-contonya. Untuk air kopi kita menyebutnya sebagai larutan heterogen/campuran .

B. Pengertian Larutan Elektrolit

Mari kita kembali ke pokok bahasan ini. Pastinya kita pernah melihat orang melakukan penangkapan ikan dengan alat setrum listrik yang sumber arusnya berasal dari aki; atau kalian pernah mendengar penyataan jika kita menyentuh stop kontak dalam kondisi tangan basah, kemungkinan besar akan kesetrum. Apa yang menjadi faktor penyebab dari semua perilaku ini? Mengapa ikan bisa mati jika alat setrum dicelupkan ke dalam air? Bukankah penghantar listrik erat kaitannya dengan suatu bahan logam? Pertanyaan-pertanyaan ini akan kita bahas di sini.

Suatu larutan dapat dikatakan sebagai larutan elektrolit jika zat tersebut mampu menghantarkan listrik. Mengapa zat elektrolit dapat menghantarkan listrik? Ini erat kaitannya dengan ion-ion yang dihasilkan oleh larutan elektrolit (baik positif maupun negative). Suatu zat dapat menghantarkan listrik karena zat tersebut memiliki ion-ion yang bergerak bebas di dalam larutan tersebut. ion-ion inilah yang nantinya akan menjadi penghantar. Semakin banyak ion yang dihasilkan semakin baik pula larutan tersebut menghantarkan listrik.

C. Berbagai Jenis Larutan Elektrolit

Larutan apa saja yang dapat menghantarkan listrik? Terdapat berbagai jenis larutan yang bisa menghantarkan listrik. Pembagian zat tersebut adalah sebagai berikut.

a. Berdasarkan jenis larutan

  1. Larutan asam (zat yang melepas ion H+ jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:

a) Asam klorida/asam lambung : HCl

b) Asam florida : HF

c) Asam sulfat/air aki : H2SO4

d) Asam asetat/cuka : CH3COOH

e) Asam sianida : HCN

f) Asam nitrat : HNO3

g) Asam posfat : H3PO4

h) Asam askorbat/Vit C

2. Larutan basa (zat yang melepas ion OH jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:

a) Natrium hidroksida/soda kaustik : NaOH

b) Calcium hidroksida : Ca(OH)2

c) Litium hidroksida : LiOH

d) Kalium hidroksida : KOH

e) Barium hidroksida : Ba(OH)2

f) Magnesium hidroksida : Mg(OH)2

g) Aluminium hidroksida : Al(OH)3

h) Besi (II) hidroksida : Fe(OH)2

i) Besi (III) hidroksida : Fe(OH)3

j) Amonium hirdoksida : NH4OH

3. Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa), contohnya adalah:

a. Natrium klorida/garam dapur : NaCl

b. Ammonium clorida : NH4Cl

c. Ammonium sulfat : (NH4)2SO4

d. Calcium diklorida : CaCl2

b. Berdasarkan jenis ikatan:

  1. Senyawa ion (senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion), contohnya adalah: NaCl, CaCl2, AlCl3, MgF2, LiF (sebagian besar berasal dari garam)
  2. Senyawa kovalen polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang bersifat polar/memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar antar atom), contohnya adalah: HCl, NaOH, H2SO4, H3PO4, HNO3, Ba(OH)2 (berasal dari asam dan basa)

D. Kekuatan Larutan Elektrolit

Kekuatan larutan elektrolit erat kaitannya dengan derajat ionisasi/disosiasi . Derajat ionisasi/disosiasi adalah perbandingan antara jumlah ion yang dihasilkan dengan jumlah zat mula-mula. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

” Derajat ionisasi memiliki rentang antara 0 sampai 1.”
Jika derajat ionisisasi suatu larutan mendekati 1 atau sama dengan 1, ini mengindikasikan bahwa zat tersebut tergolong larutan elektrolit kuat. Artinya adalah sebagian besar/semua zat tersebut terionisasi membentuk ion positif dan ion negative. Hanya sebagian kecil/tidak ada zat tersebut dalam bentuk molekul netral.

Jika derajat ionsisasi suatu larutan mendekati 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong larutan elektrolit lemah. Artinya adalah hanya sebagian kecil zat tersebut yang terionsisasi menghasilkan ion positif dan ion negative. Sisanya masih berupa molekul netral.

Jika derajat ionisasi suatu larutan sama dengan 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong larutan non elektrolit. Artinya adalah zat tersebut tidak mengalami ionisasi/tidak menghasilkan ion positif dan ion negative, semuanya dalam bentuk molekul netral. Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar A : Pada larutan ini derajat ionisasinya = 1; artinya semua larutan membentuk ion-ion (positif dan negative), tidak ada dalam bentuk molekul netralnya. Gelembung yang dihasilkan banyak dan dapat menyalakan nyala lampu.

Gambar B : Pada larutan ini derajat ionisasinya mendekati 1; artinya sebagian besar larutan terionisasi membentuk ion positif dan ion negative, hanya sebagian kecil dalam bentuk molekul netralnya. Walaupun masih terdapat molekul netral, gas yang terbentuk banyak (tapi tidak sebanyak gambar A) dan dapat menyalakan lampu.

Gambar C : Pada larutan ini derajat ionisasinya mendekati 0; artinya hanya sebagian kecil yang terionsisasi membentuk ion positif dan ion negative. Sebagian besar terdapat dalam bentuk molekul netral. Gelembung yang dihasilkan sedikit, dan lampu tidak menyala.

Gambar D : Pada larutan ini derajat ionisasinya = 0; artinya tidak ada zat yang terionisasi membentuk ion positif dan ion negative, semua zat masih dalam bentuk molekul netralnya. Tidak menghasilkan gelembung dan lampu tidak menyala.

E. Pembagian Larutan Elektrolit

Terdapat dua jenis larutan elektrolit, yaitu sebagai berikut:

a. Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:

  1. Menghasilkan banyak ion
  2. Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
  3. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
  4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu menyala
  5. Penghantar listrik yang baik
  6. Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
  7. Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HClO4); basa kuat (NaOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2, LiOH), garam NaCl

b. Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:

  1. Menghasilkan sedikit ion
  2. Molekul netral dalam larutan banyak
  3. Terionisasi hanya sebagian kecil
  4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan sedikit, lampu tidak menyala
  5. Penghantar listrik yang buruk
  6. Derajat ionisasi mendekati 0
  7. Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa lemah [Al(OH)3, NH4OH, Mg(OH)2, Be(OH)2]; garam NH4CN

Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Tidak menghasilkan ion
  2. Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
  3. Tidak terionisasi
  4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan lampu tidak menyala
  5. Derajat ionisasi = 0
  6. Contohnya adalah larutan gula, larutan alcohol, bensin, larutan urea.

F. Perbedaan Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

No

Larutan Elektrolit

Larutan Non Elektrolit

1.

Mengandung Ion

Tidak Mengandung Ion

2.

Dapat menghantarkan Listrik (Konduktor)

Tidak dapat Menghantarkan Listrik (Isolator)

3.

Mempunyai Kutub (Polar)

Tidak mempunyai Kutub (Non Polar)

4.

Jika di tes dengan alat Elektrolit tester, maka akan menghasilkan Gelembung gas dan lampu menyala dengan terang

Jika di tes dengan alat Elektrolit tester, tidak ada Gelembung gas dan lampu tidak menyala

5.

Zat Terlarutnya dapat terIonisasi

Zat terlarutnya tidak dapat terIonisasi

6.

a=1 atau 0<a<1

a=0

Sumber : Internet